PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Bookmark and Share

Pendahuluan

Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman memiliki peranan, terutama sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Agar terus dapat menyediakan unsur hara, tanah perlu dilakukan pemupukan. Kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk anorganik/kimia untuk menyuplai kebutuhan unsur hara tanaman secara terus menerus. Hal ini menyebabkan sebagian besar tanah di Indonesia mengalami penurunan kualitas kesuburan tanah yang ditandai dengan semakin menurunnya kandungan bahan organik dalam tanah hingga di bawah 2%. Selain itu, penurunan kualitas tanah juga berakibat pemupukan anorganik/kimia menjadi tidak efisien. Tanah menjadi jenuh, sehingga membutuhkan pupuk kimia dalam jumlah yang besar, akibatnya permintaan pupuk kimia semakin tinggi dan harga pupuk kimia semakin mahal serta ketersediannya tidak setiap saat dapat diperoleh.
Salah satu upaya untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan membuat pupuk organik sendiri. Pupuk organik merupakan pupuk hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Memang, sifat dari pupuk organik tidak dapat langsung secara cepat diserap oleh tanaman layaknya pupuk kimia. Pemberian harus bertahap, hingga menghasilkan pH 7 (tingkat keasaman yang netral). Penggunaan pupuk organik dapat menggantikan pupuk kimia hingga 30%.
Pupuk organik dapat dibuat dari bahan-bahan organik yang tidak dimanfaatkan seperti kotoran ternak, limbah pertanian, rumah tangga maupun limbah industri. Pada dasarnya semua kotoran ternak dan limbah dari bahan organik mampu didegradasi (dirombak) oleh bakteri. Pada proses normal, kotoran ternak mampu terurai secara sempurna dalam waktu 4 – 6 bulan. Namun dengan menggunakan bakteri starter, pupuk organik dapat diperoleh dalam waktu kurang dari 1 bulan. Bakteri starter yang biasa digunakan antara lain : Semanggi, EM-4, Stardek, dll.

Manfaat Pupuk Organik.
Penggunaan pupuk organik banyak sekali manfaatnya, antara lain :
1. Memperbaiki struktur tanah
Pada saat penguraian pupuk di dalam tanah oleh mikroorganisme, pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah.
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air (daya pegang air)
Bahan organik dalam pupuk organik memiliki daya serap yang besar terhadap air.

3. Meningkatkan kehidupan bagi organisme di dalam tanah
Bahan organik yang terkandung dalam pupuk organik digunakan sebagi sumber karbon dan energi bagi mikroba tanah.
4. Sebagai sumber makanan bagi tanaman
Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap baik makro maupun mikro.

Bahan Pembuatan Pupuk Organik.
Bahan untuk pembuatan pupuk organik dapat mempergunakan limbah ternak dan pertanian (kotoran ternak, jerami), limbah rumah tangga organik, tetes, kapur, sekam, serbuk gergaji dll.
Komposisi unsur hara kotoran dari beberapa jenis ternak
Jenis Ternak Kadar hara (%) Keterangan
Nitrogen Fosfor Kalium Air

1. Kuda pupuk panas
- padat 0.55 0.3 0.4 75
- cair 1.4 0.02 1.6 90
2. Sapi pupuk dingin
- padat 0.4 0.2 0.1 85
- cair 1 0.5 1.5 92
3. Kerbau pupuk dingin
- padat 0.6 0.3 0.34 85
- cair 1 0.15 1.5 92
4. Kambing pupuk panas
- padat 0.6 0.3 0.17 60
- cair 1.5 0.13 1.8 85
5. Domba pupuk panas
- padat 0.75 0.5 0.45 60
- cair 1.35 0.05 2.1 85
6. Babi pupuk dingin
- padat 0.95 0.35 0.4 80
- cair 0.4 0.1 0.45 87
7. Ayam pupuk dingin
- padat 1 0.8 0.4 55
- cair 1 0.8 0.4 55

Keterangan :
• Pupuk panas yaitu pupuk yang penguraiannya berjalan sangat cepat sehingga menimbulkan panas.
• Pupuk dingin yaitu pupuk yang penguraiannya sangat lambat sehingga tidak terbentuk panas.


Proses Pembuatan Pupuk Organik
Bahan organik yang masih mentah dengan kandungan C/N yang tinggi, akan mempunyai dampak yang negatif terhadap unsur hara tanah. Bahan organik langsung akan disantap oleh mikrobia untuk memperoleh energi. Populasi mikrobia yang tinggi memerlukan unsur hara yang diambil dari tanah untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga terjadi persaingan unsur hara antara mikrobia dengan tanaman, yang mengakibatkan tanaman kekurangan unsur hara yang dibutuhkan. Untuk menghindari hal tersebut, perlu dilakukan proses pengomposan terlebih dahulu, dengan menggunakan bakteri starter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan :
• Kelembaban, dijaga pada kondisi yang tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang.
• Aerasi timbunan, tidak terlalu anaerob maupun aerob.
• Temperatur, dijaga agar tidak terlalu tinggi.
• Struktur bahan, tidak terlalu kasar dengan dilakukan pemotongan dengan ukuran yang lebih kecil.
• Timbunan, tidak terlalu tinggi (max 1,5 meter).
• Atap, untuk menghindari sinar matahari langsung dan air hujan.

Macam-macam cara pembuatan pupuk organik dengan starter yang berbeda :
A. PUPUK ORGANIK DENGAN STARTER SEMANGGI (mengandung Bakeri Bacillus sp dan fungi Trichoderma sp.)
1. Bahan
• Starter Semanggi : 1 Liter
• Limbah ternak : 1 Ton
• Air : 100-200 Liter
2. Cara pembuatan:
1. Siapkan larutan bakteri pengurai semanggi sebanyak 1 liter.
2. Larutkan bakteri pengurai semanggi ke dalam 100-200 Liter air
3. Diamkan larutan selama 2-3 jam untuk mengaktifkan bakteri.
4. Siapkan limbah ternak dan tempatkan ditempat yang teduh, terhindar dari panas matahari dan hujan secara langsung.
5. Buat limbah ternak menjadi guludan-guludan dengan ketinggian 30-40 cm.
6. Siramkan larutan yang telah didiamkan secara merata ke dalam guludan-guludan limbah ternak.
7. Guludan dibolak-balik agar penyerapan larutan bakteri dapat merata.
8. Setelah didiamkan 5-7 hari, guludan limbah ternak dapat dibolak balik supaya gas-gas dan panas cepat keluar.
9. Lakukan pembalikan seminggu sekali, jika kelembapan kurang/kering lakukan penyiraman dengan air.
10. Setelah 21 hari limbah ternak siap dipakai menjadi pupuk.
11. Lakukan pengayakan agar diperoleh butiran pupuk yang seragam
12. Hasil pengayakan dikemas dengan kantong plastik.

B. PUPUK ORGANIK DENGAN STARTER EM4 (pupuk BOKASHI)
EM4 adalah suatu kultur campuran mikroorganisme dari bakteri fotosintesis, Lactobacillus sp., Streptomyces sp. dan ragi, yang apabila dimasukkan ke dalam tanah dapat meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme sehingga memberikan pengaruh menguntungkan bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.
1. Alat : timba, gayung, gembor, cangkul, plastik, karung goni, parang, termometer
2. Bahan:
Bahan dasar:
• Pupuk kandang sudah jadi : 400 kg
• Jerami/hijauan : 400 kg
• Sekam/arang sekam : 100 kg
• Bekatul : 40 kg
Bahan tambahan:
• Urea/NPK : 5 kg
• Batuan (dolomite, fiolit, phosphate) : 40 kg
• EM4 : 1 Liter
• Tetes tebu/gula merah : 2 liter
• Air sumur : secukupnya
3. Cara Pembuatan
1. Campurkan 1 liter EM 4 dan 2 liter tetes ke dalam 2 timba air sumur, lalu masukkan ke dalam wadah tertutup selama 5-12 jam.
2. Siapkan tempat yang teduh, terlindung dari sinar matahari dan hujan langsung, beri alas dengan plastik.
3. Potong jerami dan hijauan lainnya dengan ukuran 5 cm, semakin kecil semakin baik.
4. Campur hasil potongan dengan kotoran ternak, bekatul dan sekam, lalu aduk hingga rata.
5. Siramkan larutan EM 4 dengan gembor secara merata dan aduk sehingga adonan tercampur rata. Kondisi adonan bila dikepal dengan tangan tidak ada air keluar, dan bila kepalan dilepas adonannya megar.
6. Tata adonan membentuk guludan dengan ketinggian maksimal 40 cm dan tutup rapat dengan karung goni.
7. Periksa suhu adonan setiap 5 jam sekali dengan menggunakan thermometer atau jari telunjuk, dengan cara memasukkannya ke dalam adonan. Suhu ideal 40oC, bila terlalu panas buka penutup dan bolak-balik adonan untuk mendapatkan udara segar. Bila dirasa cukup tutup kembali. Bila tidak terasa panas, siram dengan air sedikit demi sedikit hingga adonan dalam kondisi seperti semula, lalu tutup dengan karung goni kembali.
8. Lakukan kegiatan seperti di atas (no. 7) antara 5-7 hari.
9. Setelah 7 hari bokashi siap dipakai, lakukan pengayakan dan kemas dalam kantong.
C. PUPUK ORGANIK DENGAN STARTER STARDEK (Formulator: P. Akas, Pare-Kediri).
1. Bahan :
• Kotoran kambing/domba : 50%
• Kotoran sapi : 40%
• Stardek : 2½ kg
• Abu sekam : 6%
• Serbuk gergajian (sengon) : 4%
• Air : secukupnya.

2. Cara Pembuatan :
1. Siapkan tempat yang teduh, terhindar dari sinar matahari langsung dan air hujan.
2. Siapkan bahan, campur semua bahan dengan diaduk sampai tercampur rata.
3. Diberi air dengan menggunakan gembor, hingga bahan tidak terlalu kering atau basah.
4. Buat guludan/tumpukan dengan ketinggian maksimum ½ meter.
5. Adonan didiamkan selama 2 minggu.
6. Pada minggu ke 3 dan ke-4 dilakukan pembalikan adonan.
7. Bila adonan terlalu kering/dingin, siramkan air secara merata.
8. Setelah 28 hari bahan siap digunakan sebagai pupuk organik.
9. Lakukan pengayakan dan kemas dalam kantong plastik.

Cara Penggunaan Pupuk Organik/Bokashi
Pupuk organik/bokashi digunakan dengan cara disebar diatas lahan sebelum pengolahan tanah atau bersamaan dengan pengolahan tanah. Dosis pemupukan 2 ton per hektar untuk tanaman padi, sedangkan untuk tembakau 5 ton/Ha. Pada saat pertama pemakaian, penggunaan pupuk anorganik masih diperlukan. Selanjutnya penggunaan pupuk organik secara terus-menerus dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebanyak 25% - 35%.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment